Sragen.Panjinasionalnews.com.Suasana hangat dan penuh kesan menyelimuti Pendopo Sumonegaran, Rumah Dinas Bupati Sragen pada Kamis malam (6/11/2025). Di bawah temaram cahaya dan lantunan musik lembut, Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Sragen menggelar Gala Dinner sebagai penutup rangkaian kegiatan ilmiah internasional yang berlangsung di beberapa kota termasuk Sragen.(Dilansir dari Sumber Prokopim).
Acara yang dihadiri oleh peserta International Union of Prehistoric and Protohistoric Sciences (UISPP) dari 39 negara itu menjadi ajang jalin keakraban lintas bangsa dan penguatan disiplin ilmu pengetahuan. Para profesor, peneliti, dosen, mahasiswa, hingga praktisi museum dan budaya berkumpul dalam suasana yang santai dan intens.
Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, yang menyampaikan sambutannya dalam bahasa Inggris, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Komite UISPP atas kepercayaannya memilih Sragen, khususnya Sangiran, sebagai bagian dari forum bergengsi yang melibatkan para pakar dan peneliti prasejarah dari berbagai negara.
“Kami merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah bagi para peneliti dunia. Harapan kami, inisiatif untuk menghubungkan ilmu pengetahuan, warisan, dan pembangunan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga memberi pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, khususnya terhadap pelestarian warisan budaya Sangiran,” ujarnya.
Sementara itu, Profesor François Sémah dari Komite Ilmiah UISPP dan Komisi untuk Asia Tenggara, turut menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan dan perhatian Pemkab Sragen dalam pengelolaan serta pengembangan Situs Sangiran selama bertahun-tahun.
“Malam ini sangat istimewa bagi kami. Terima kasih atas undangan makan malam ini, serta apresiasi yang tinggi kepada teman-teman dari Sangiran, yang telah memberikan pengalaman lapangan yang menyenangkan. Kalian berperan besar dalam keberhasilan kegiatan kami bersama para mahasiswa,” ungkapnya.
Tari Janggrung Sukowati, tarian khas Sragen yang anggun dan sarat makna, menambah kemeriahan malam itu. Tarian yang melambangkan semangat masyarakat dalam melestarikan warisan budaya itu mampu menggugah rasa para tamu undangan yang hadir.
Kuliner khas Indonesia yang disuguhkan turut menambah keintiman kegiatan tersebut, suasana penuh canda dan tawa di antara percakapan lintas bahasa dan budaya terdengar selama makan malam berlangsung.(***)









