Bupati Sugiri Ajak Masyarakat Semakin Kreatif dan Kolaboratif Untuk Rawat UCCN

Ponorogo.Panjinasionalnews.com.Masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) bukan capaian yang mudah. Ponorogo sudah tercatat tiga kali lolos 6 besar seleksi nasional Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif. Bahkan, sempat bersaing ketat masuk 2 besar usulan ke UCCN pada 2023 lalu sebelum tersisih.(Dilansir dari Sumber Prokopim).

“Maka tahun ini (2025), Ponorogo lolos masuk UCCN. Kita songsong, kita sambut, lalu kita rawat dengan baik. Ini tidak gampang mencarinya, tidak gampang meraihnya. Sejak awal 2022 kita sudah dorong, pernah gagal, lalu berbenah,” kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Kamis (6/11/2025).

Menurut dia, predikat kota kreatif dunia bukan sekadar label. Namun, bentuk tanggung jawab besar yang harus diemban, dirawat, dan diwujudkan dengan berbagai langkah nyata pembangunan masyarakat berbasis kreativitas. “Kunci keberhasilan Ponorogo meraih UCCN terletak pada kolaborasi dan kreativitas masyarakat,” terang Bupati Sugiri Sancoko.

Bupati Sugiri menyebut tantangan ke depan adalah memastikan Ponorogo mampu berjejaring dengan ratusan kota kreatif anggota UCCN. Karena itu, perlu penguatan kolaborasi dan kreativitas di berbagai sektor. “Tugas kita adalah bagaimana mengkolaborasi dan menggali kreativitas agar berjejaring dengan kota-kota kreatif lainnya di dunia. Sebuah kesempatan emas untuk digerakkan secara gemuruh,” ungkapnya.

Pemkab Ponorogo akan melibatkan sejumlah pihak dalam menjaga keberlanjutan status kota kreatif. Mulai pegiat budaya, seniman, mahasiswa, masyarakat umum, hingga pelaku wisata dan UMKM. “Yang perlu diubah pertama adalah mindset. Kita harus berorientasi wisata yang kreatif dengan terus berbenah diri serta berinovasi,” jelas Bupati Sugiri.

Bupati Ponorogo dua periode itu menegaskan bahwa potensi wisata bukan sebatas destinasi. Melainkan semua episentrum kegiatan yang menjadi tujuan orang datang ke Ponorogo. “Mengembangkan sektor pertanian menjadi wisata edukatif dan kreatif, misalnya,” ujar Bupati Sugiri.

Aktivitas pertanian yang lumrahnya hanya berhubungan dengan pangan atau hortikultura, perlu dipikirkan caranya agar dapat menghibur, mengedukasi, dan menginspirasi. “Misalnya ada wisata petik buah, masak pohon, makan di tempat, atau memancing,” pungkasnya.(***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *