Purworejo.Panjinasionalnews.com.Setelah beberapa waktu yang lalu dihebohkan terkait harga LPG 3 Kg yang menurut Menkeu Sri Mulyani harga Rp 12.750 tapi di lapangan mencapai harga Rp 22.000 , ditambah sempat terjadi kelangkaan tabung gas LPG 3 Kg.(Dilansir dari berbagai sumber/nowdot).Dan saat ini Polda Jateng telah mengungkap praktik pengoplosan LPG bersubsidi 3 Kg ke tabung Non subsidi 12 Kg di Desa Kentengrejo, Purworejo, Jateng.Dalam kasus ini,polisi menetapkan inisial ERE (23) sebagai tersangka pengoplosan LPG.Polisi telah mendapatkan laporan masyarakat atas aktivitas ERE ini dan dalam penggrebekan ini,polisi menemukan Regulator yang sudah dimodifikasi untuk memindahkan isi gas secara illegal dari kemasan tabung gas 3 Kg dipindahkan ke kemasan 12 Kg.Dari hasil penggrebekan ini,polisi menyita 231 tabung gas LPG berbagai ukuran dan 90 Regulator modifikasi.Jika tersangka berhasil memindahkan isi gas LPG 3 Kg ke kemasan 12 Kg ,maka tersangka akan mendapatkan harga keuntungan yang berlipat.Untuk itu,polisi telah menjerat dengan Pasal 55 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi,yang telah direvisi menjadi UU Cipta Kerja serta UU Perlindungan Konsumen dengan ancaman 6 tahun penjara atau denda Rp 60 miliar.Modus tersangka adalah membeli gas LPG 3 Kg dengan harga Rp 150 ribu,lalu memindahkan isinya ke tabung 12 Kg menggunakan teknik penyuntikan.Setelah itu, tabung oplosan tersebut dijual seharga Rp 550 ribu per unit berikut dengan tabungannya, sehingga bila dihitung pelaku meraup keuntungan hingga Rp 400 ribu per tabung.Dalam rilis pers,Polda Jateng menegaskan bahwa tindakan pengoplosan LPG ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berbahaya karena bisa menimbulkan kebocoran dan ledakan hebat.Untuk pihak kepolisian berkomitmen untuk menindak tegas bagi para pelaku yang melakukan penyalahgunaan LPG bersubsidi untuk kepentingan memperkaya diri sendiri.Polisi mengimbau masyarakat untuk melaporkan bila menemukan praktik-praktik pelanggaran yang merugikan masyarakat.(***).
