Cirebon.Panjinasionalnews.com.Pemerintah melalui kementerian Pendidikan mempunyai program yang sangat bagus untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.Berbagai program pendanaan digelontorkan ke pihak sekolah untuk mendukung kelancaran proses belajar dan mengajar siswa supaya ada peningkatan kualitas pendidikan dan semua siswa dapat belajar dengan baik tanpa memikirkan lagi biaya sekolah.Tetapi sayangnya,ada-ada saja pihak sekolah yang nakal karena melakukan pelanggaran dengan melakukan penyimpangan anggaran yang sudah diperuntukkan untuk siswa.Dengan terpilihnya Dedy Mulyadi (KDM) sebagai Gubernur Jawa Barat, berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan.Terkait program dana PIP , setiap siswa mendapatkan dana senilai Rp 1.800.000 per tahun.Tapi sayangnya, siswa tidak menerima utuh tetapi ada pemotongan yang dilakukan pihak sekolah yang diindikasikan melibatkan oknum partai politik.
Dedy Mulyadi menerima keluhan dari siswa SMAN 7 Cirebon yang bernama Hanifah Kaliyah Arifin.(Dilansir dari berbagai Sumber Tribuncom/Faktaberita).Hanifah mengungkapkan bahwa setiap siswa dipotong Rp 250.000 dari total dana PIP yang diterimanya.“PIP kita yang diambil.Harusnya kan tiap siswa dapat Rp 1,8 juta.Tapi ternyata kita itu diambil Rp 250 ribu untuk partai.Kita ke bank ,di depan pintu ada guru dari TU buat ambil buku tabungan,pin,sama kartu kita,” terang Hanifah saat melaporkan ke Dedy Mulyadi sebagai Gubernur terpilih.Pihak sekolah SMAN 7 Cirebon membenarkan pernyataan siswi Hanifah.Dan menurut keterangan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas ,Undang Ahmad Hidayat mengatakan bahwa sebanyak 539 siswa telah menerima pencairan dana PIP senilai Rp 1,8 juta per siswa pertahun menjelang liburan sekolah bulan Desember 2024 yang lalu.Gubernur terpilih Dedi Mulyadi memang luar biasa semangatnya untuk memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan di wilayah Jawa Barat.Setelah beberapa waktu lalu mengurusi banyaknya ijasah siswa yang ditahan pihak sekolah , baru-baru ini Kang Dedi Mulyadi juga membuat gebrakan terkait banyaknya siswa yang merasa keberatan mengikuti Program Studi Tour yang diadakan pihak sekolah.Dimana pihak siswa harus membayar biaya study tour Rp 3,5 juta dan belum termasuk ongkos lainnya.Hal ini juga memberatkan beban orang tua yang hidup sederhana dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja.Berikut kutipan anjuran Gubernur terpilih Dedi Mulyadi.Program Study Tour yang dilakukan di sekolah-sekolah SMA tampaknya tidak membuat Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi senang.
Pasalnya program Study Tour itu justru membuat siswa terbebani.Terutama karena biaya yang harus dikeluarkan satu siswa cukup besar.Baru-baru ini meskipun Dedi Mulyadi belum dilantik, sosok pejabat itu berkeinginan meniadakan program tersebut.Menurut Dedi, biaya study tour ke Bali sekitar Rp 3,5 juta.Jika ditambah uang saku dan biaya jajan, maka orang tua harus mengeluarkan uang sekitar Rp 4,5 juta hingga Rp 5,5 juta.
“Memang saya belum dilantik. Jadi hanya bisa bersifat imbauan, belum bisa membuat sesuatu yang tertulis menjadi keputusan Gubernur. Tetapi mari kita belajar cerdas,” tegas Dedi.(***).