Surabaya.Panjinasionalnews.com.Dibulan ramadhan ini, masyarakat digemparkan kondisi pasar yang tidak stabil karena adanya inflasi yang memicu kenaikan harga pada sembako termasuk minyak goreng.Terkadang ada spekulan yang bermain memanfaatkan situasi pasar yang bergejolak karena inflasi.Baru-baru ini ada kabar menggemparkan terkait produk minyak goreng merk minyakita yang palsu atau dipalsukan kurang begitu pasti.Dimana isi volume minyakita yang seharusnya satu botol isi 1 liter, ternyata setelah dirazia petugas hukum, minyakita satu botol berisi variatif,ada 750 ml atau 820 ml dipasarkan.
Hal ini memicu keresahan masyarakat pengguna minyak goreng yang dirugikan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.Untuk itu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengadakan inspeksi mendadak di Pasar Tambakrejo , Surabaya.Dari sidak ini diketemukan minyakita kemasan 1 liter tidak sesuai takaran lagi yakni hanya berisi sekitar 700-900 ml.Kondisi ini sangat meresahkan dan merugikan masyarakat.(Dilansir dari berbagai Sumber kompastv/Hms Polda Jatim).Selain itu juga diketemukan tujuh perusahaan yang kedapatan mengurangi takaran me nyak goreng minyakita dalam kemasan yang seharusnya berisi sesuai takaran satu liter.”Kami menemukan bahwa semua perusahaan ini tidak menyediakan minyak dalam ukuran yang seharusnya.Bahkan ada yang hanya berisi 700 ml,” ujar Mentan Amran.Sementara itu,Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa temuan ini hanya sebatas volume, belum mencakup aspek kualitasnya.”Yang kita lihat baru volumenya saja.Tentunya sesuai arahan bapak Mentan ,ini harus dicek semua.Jangan-jangan banyak kesengajaan,” ungkap Wamentan Sudaryono.Kira-kira sudah beroperasi berapa tahun dan telah merugikan masyarakat konsumen berapa miliar ya nilainya?Untuk pemerintah harus selalu memantau dan merazia kondisi pasar supaya barang-barang yang dibutuhkan masyarakat selalu ada dan harga dan kualitasnya bisa terjamin.Karena kondisi pasar yang berfluktuasi ini,sangat rentan dimanfaatkan oleh para spekulan yang bermain mencari keuntungan sendiri.(***).